Langsung ke konten utama

Tawuran Reda, 5 Rumah Warga Rusak

Pasca dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian, ratusan massa yang terlibat tawuran di Jl Otista Raya, Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, akhirnya kembali ke rumahnya masing-masing. 
Sumber: Beritajakarta.com
Pantauan di lapangan, sejumlah batu sisa tawuran terlihat berserakan di pinggir Jl Otista. Beberapa rumah di RT 07 dan 08 RW 12 juga rusak akibat terkena lemparan batu. Puluhan warga yang didominasi remaja dan kaum pria dewasa tampak masih berkumpul di Gang Tanjung Lengkong.
Iwan (42) Ketua RT 007/12, mengatakan, lebih dari lima rumah warga di RT 08 yang rusak akibat lemparan batu. RT 07 dan 08 ini letaknya bersebelahan, hanya dibatasi Gang Lembaga yang lebarnya sekitar 1,5 meter.
"Genteng, kaca jendela, asbes, lampu neon hingga pagar rumah banyak  dirusak massa," ujar Iwan, Jumat (27/11) malam.
Lurah Bidaracina, Romli, saat dikonfirmasi mengaku sudah berada di rumah. Rencananya, Sabtu (28/11) besok, pengurus RT, RW dan tokoh masyarakat akan dikumpulkan di kelurahan.
"Saya sudah di rumah, rencana besok pagi pengurus RT, RW dan tokoh masyarakat kita kumpulkan," ujar Romli.
Kepala Unit Bimbingan Masyarakat (Kanit Bimas) Polsek Jatinegara, AKP Mirsoadi, langsung mengumpulkan pengurus RT, RW dan tokoh masyarakat di sekretariat RW 06.
Sedianya dia akan mengumpulkan mereka di kantor kelurahan. Namun karena lurah tidak ada, hanya dikumpulkan di pos RW. Hingga pukul 22.30 pertemuan tersebut masih berlangsung.
Dari pertemuan tersebut, kesimpulan sementara tawuran pecah karena warga Rusun Bidaracina, menyerang warga Tanjung Lengkong dengan petasan pada Jumat (27/11) dinihari. Petasan ini mengeai salah seorang warga sehingga mereka membalas dendam.
"Kalau sekarang belum bisa disebut tawuran. Hanya saling lempar batu saja. Karena kita bertindak cepat dan langsung membubarkan kerumunan massa," ujar AKP Mirsoadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.