Langsung ke konten utama

Penanganan Banjir di Rawa Buaya Dikeluhkan

Warga Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, mengeluhkan minimnya penanganan banjir di wilayahnya. Padahal saat hujan melanda, sebagian besar Rawa Buaya kerap tergenang banjir. 
Sumber: Beritajakarta.com
Anton, warga Jalan Persada Sayang, Kelurahan Rawa Buaya mengatakan, wilayahnya kerap menjadi langganan banjir. Kondisi ini disebabkan saluran air sudah lama tidak dilakukan pengurasan.
“Endapan lumpur di saluran air sudah tebal. Maklum, sudah puluhan tahun tidak ada pengurasan. Alhasil, setiap hujan mengguyur, di tempat kami kerap jadi langganan banjir,” ujar Anton, Senin (30/11).
Secara terpisah, Lurah Rawa Buaya, Ridwan mengatakan, kondisi tersebut disebabkan sebagian besar wilayah Rawa Buaya yang dilintasi empat kali besar berada di bawah alias cekungan.
“Kali Mookervart hingga saat ini mengalami pendangkalan. Sehingga saat air kiriman datang dari Tangerang meningkat, pemukiman warga di sepanjang kali ini akan tergenang banjir,” kata Ridwan.
Ridwan mengatakan, endapan lumpur di saluran penghubung (Phb) yang menuju ke Kali Mookervart hingga saat ini juga tidak kunjung dilakukan pengurasan.
“Kalau hanya saluran penghubung dikuras endapan lumpur tanpa diiringi pengerukan di kali Mokervart sia–sia saja. Jika air meninggi di dalam kali, maka akan mengalir ke saluran penghubung. Jadi, keduanya harus dikeruk bersamaan agar efektif,” ujar Ridwan.
Ridwan menyebutkan, pihaknya telah menindaklanjuti aspirasi warga terkait antisipasi banjir dengan melayangkan surat ke Sudin Tata Air Jakarta Barat.
Surat tersebut telah dikirimkan ke Sudin Tata Air Jakarta Barat pada 13 November lalu guna meminta dilakukan perbaikan saluran air di sejumlah lokasi, yakni saluran penghubung Bojong dan penghubung sejajar Kelurahan Rawa Buaya, pembuatan saluran Jalan Viany dan Bojong Indah, pengurasan saluran penghubung di Jalan Dharma Wanita dan Persada Sayang serta saluran jalan Bojong Raya RT 05/01.
“Aspirasi warga terkait pengurasan lumpur di saluran penghubung Jalan Dharma Wanita dan Persada Sayang karena sudah belasan tahun tidak dilakukan pembersihan. Kami saat ini menuggu respon dari instansi terkait mengingat pengurasan dapat dilakukan menggunakan alat berat,” ungkap Ridwan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.