Langsung ke konten utama

TKD PNS Bisa Dipotong Jika Ketahuan Main Games

Pegawai Negeri Sipil (PNS) terancam pemotongan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) jika ketahuan sedang bermain game saat jam kerja.


"Kami patokan di KPI, bukan main pokemonnya saja. Ketahuan main games sudah pasti harus dipotong. Yang nggak ketahuan yang susah "
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pemberian TKD untuk PNS berpatokan dengan Key Performance Indicator (KPI). Jika banyak waktu terbuang untuk bermain game maka KPI-nya tidak akan maksimal.
"Kami patokan di KPI, bukan main pokemonnya saja. Ketahuan main games sudah pasti harus dipotong. Yang nggak ketahuan yang susah," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/7).
Basuki menegaskan, secara umum semua permainan tidak boleh dilakukan saat jam kerja. Namun diakui untuk pengawasannya cukup sulit. Sehingga atasan masing-masing diminta untuk mengawasi bawahannya.
"Kalau main pokemon pasti ketahuan dong masa PNS keliling-keliling. Saya kira secara umum, semua jenis games ya nggak boleh main dong di kantor," ujarnya.
Kendati demikian, di area Balai Kota DKI tidak tertutup untuk permainan. PNS juga memiliki waktu untuk istirahat selama bekerja. Basuki yakin PNS memiliki prioritas dalam bekerja.
"Balai Kota terbuka. Saya juga nggak tau di mana dia pasang monsternya. Kalau ada di air terjun juga dia loncat paling ditegor. Keliling-keliling satpam juga akan tegor," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.