Langsung ke konten utama

Basuki Tak Ingin Kaitkan Pokemon Go dengan Mata-mata

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak mau berspekulasi permainan Pokemon Go yang dikaitkan dengan kegiatan intelijen atau mata-mata. Terlebih teknologi intelijen dunia terus berkembang.


"Misalnya kayak Monas. Semua CCTV bisa kami lihat di Smart City. Semua sudah tahu Monas. Jadi ya itu bisa bedebat kalau soal intelijen "
"Kalau kayak gitu kita bisa berdebat, soal intelijen. Kalau orang mau mata-matain di depan ini, perlu nggak sih dikirim orang main pokemon?," tanya Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/7).
Menurut Basuki, closed circuit television (CCTV) yang ada di setiap instansi pemerintahan juga bisa digunakan sebagai alat pengintai. Namun hampir semua CCTV di Ibukota saat ini sudah terpasang di Jakarta Smart City.
Masyarakat bisa melihat langsung berbagai aktivitas dibeberapa lokasi, seperti kawasan Monumen Nasional (Monas) dan lainnya.
"Misalnya kayak Monas. Semua CCTV bisa kami lihat di Smart City. Semua sudah tahu Monas. Jadi ya itu bisa bedebat kalau soal intelijen," ucapnya.
Sementara jika CCTV di instansi pemerintahan juga bisa dilacak jika mengetahui IP addressnya. Sehingga memang harus ada pengamanan khusus.
"Semua pasang CCTV dan pakai wifi, orang kalau tahu IP address kita, bisa langsung intai semua ruangan ini. Dunia intelijen sekarang, makin canggih makin gampang dibajak," ujarnya.
Basuki mencontohkan saat kepemimpinan Presiden Soeharto, pengintaian dilakukan melalui satelit. Bahkan bisa terlihat merk cerutu yang digunakan oleh Presiden kedua Indonesia tersebut.
"Zamannya Pak Harto dulu. Kalau pesawat satelit Amerika lagi terbang pas lewatin Jakarta dan dan ngambil foto, jangankan Pak Hartonya, merek cerutunya pun kelihatan. Tapi kalau sedang di luar," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Bahagianya Peserta Itsbat dan Nikah Massal

Suasana suka cita dan haru menyelimuti pasangan-pasangan yang menjadi peserta itsbat dan nikah massal yang difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ya, bertepatan dengan malam Tahun Baru, sebanyak 574 pasangan mengikuti itsbat dan nikah massal di Park and Ride Thamrin 10, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Perasaan bahagia di antaranya diungkapkan oleh pasangan termuda Jimmy (19) dan Rizka (19) yang telah resmi menjadi suami istri. Jimmy yang tercacat sebagai warga Cikini, Jakarta Pusat mengatakan, dirinya sangat terkesan dan beterima kasih kepada Pemprov DKI yang telah memfasilitasi nikah massal tanpa dipungut biaya alias gratis. "Keluarga dan teman-teman juga ikut hadir, saya sangat berbahagia sekali," ujarnya, Senin (31/12) malam. Sementara Rizka, istri Jimmy menuturkan, berbagai keperluan, termasuk mahar telah disiapkan oleh Pemprov DKI. "Alhamdulillah, pernikahan kami disaksikan langsung oleh Pak Gubernur dan keluarga," ungkapnya. Ke