Langsung ke konten utama

DPRD DKI Sarankan TPST Bantar Gebang Dikelola BUMD

DPRD DKI Jakarta menyambut baik swakelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Namun ke depan disarankan agar pengelolaan sampah tersebut dilakukan oleh BUMD DKI.


" Kalau saya menyarankan itu tidak langsung dilakukan oleh Dinas Kebersihan secara swakelola tapi dikelola oleh BUMD DKI misalnya bisa oleh Jakpro"
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana menyarankan agar swakelola yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan kali ini merupakan masa transisi, sebelum dikelola oleh BUMD. Salah satu BUMD yang bisa mengelolanya yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Kalau saya menyarankan itu tidak langsung dilakukan oleh Dinas Kebersihan secara swakelola, tapi dikelola oleh BUMD DKI misalnya bisa oleh Jakpro," kata Sani sapaan akrabnya, Senin (25/7).
Menurut Sani,  dengan dikelola oleh BUMD maka bisa membuat TPST Bantar Gebang lebih profesional lagi. Sehingga tidak hanya bisa menjadi tempat akhir pembuangan sampah tetapi bisa diolah menjadi energi listrik. "Justru dengen BUMD meningkatkan leverage dari sanitary menjadi waste energy plan, diubah menjadi energi listrik," ucapnya.
Nantinya pengelolaan bisa bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi atau BUMD Bekasi. Kerjasama tersebut dinilai lebih menguntungkan.
"Saya kira swakelola itu masa transisi saja, sementara mungkin dalam waktu satu tahun ke depan mempersiapkan BUMD itu untuk mengelola Bantar Gebang lebih jauh," ujarnya.
Sani menilai saat Dinas Kebersihan masih kewalahan dalam swakelola TPST Bantar Gebang. Persiapan yang dilakukan belum maksimal dalam mengambil alih dari pihak ketiga.
"Terlihat agak kedodoran karena alat beratnya,  kemudian personelnya belum disiapkan. Tapi bagaimana pun swakelola itu bukan  hal yang mudah, mengelola TPST Bantar Gebang banyak perencanaan yang harus dibuat," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.