Langsung ke konten utama

BPKAD Optimis Pencatatan Aset Rampung Tahun 2016

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) optimis pencatatan aset melalui e-Aset bisa rampung pada akhir tahun 2016.


"Kami sudah rapikan dari 600 SKPD, sudah berhasil 300, sekarang 100 sudah mau cut off date berarti sudah balance "
Di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tercatat ada 400 pemegang pengguna barang. Saat ini baru terselesaikan sekitar 300.
"Doakan saja semuanya bisa selesai tahun ini," kata Heru Budi Hartono, Kepala BPKAD DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (30/6).
Heru mengatakan, untuk melakukan pencatatan aset tidak lah mudah. Satu orang pemegang pengguna barang bisa memiliki banyak aset yang harus dicatat. "Kami sudah rapikan dari 600 SKPD, sudah berhasil 300, sekarang 100 sudah mau cut off date berarti sudah balance," ucapnya.
Dia menambahkan pencatatan aset tidak semuanya ada di BPKAD. Melainkan di masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD). "Tiap hari kami terus mendata, tapi bukan di BPKAD. Yang catat masing masing SKPD. Dia nambah barang apa ya dia catat. Saat serah terima kasus kami catat lagi," terangnya.
Dia menambahkan ada banyak kendala dalam pencatatan aset daerah. Seperti di Dinas Pendidikan banyak aset yang tidak dibeli menggunakan APBD DKI, karena mndapatkan hibah dari pemerintah pusat.
"Kadang-kadang barangnya sampai di sekolah, besoknya langsung dibagikan padahal belum ada administrasi," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.