Langsung ke konten utama

Perajin Tahu Tempe di Jaksel Dipantau Intensif

Untuk memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi masyarakat, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan melakukan pemantauan langsung ke perajin tempe dan tahu di Kelurahan Duren Tiga, Pancoran, Selasa (30/6).
Menurut Shita, rencananya hingga sebelum lebaran akan ada pemantauan langsung lapangan ke perajin tahu tempe di lima kecamatan. "Seminggu ini sampling perajin tahu tempe di 5 kecamatan akan kita ambil. Berarti sisa Jagakarsa, Cilandak, Pesanggrahan, dan Mampang," tuturnya."Kita melakukan pemantauan langsung untuk mengawasi pembuatan olahan kedelai yaitu tahu dan tempe. Hari ini di Kecamatan Pancoran ada 4 perajin yang berada di Duren Tiga kita datangi," ujar Shita Damayanti, Kepala Bagian Perekonomian Pemkot Jakarta Selatan.
Pemantauan tim, kata Shita, fokus kepada higienis proses pembuatan dan juga ada tidaknya kandungan formalin dalam produk yang dihasilkan. "Kalau dari pemantauan di lapangan tadi semua sudah memenuhi syarat. Tapi kita juga bawa sampel produk ke laboratorium untuk diperiksa kandungannya," jelasnya.
Tim yang melakukan pemantauan terdiri dari Suku Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan, Suku Dinas KUMKM dan Perdagangan, Suku Dinas Perindustrian dan Energi, serta bagian terkait. "Sehingga kita bisa memberikan pembinaan dari segi teknis pembuatan dan juga pengembangan usaha," tandasnya.
Sumber: beritajakarta.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.