Langsung ke konten utama

Ahok: PKL Tulang Punggung Ekonomi Kerakyatan

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menilai, keberadaan pedagang kaki lima (PKL) merupakan tulang punggung ekonomi kerakyatan. Meski begitu, Basuki tetap enggan mentolerir keberadaan PKL yang menjajakan daganganya dengan menutupi fasilitas publik. 
Sumber: Beritajakarta.com
"Pasar tumpah kita lihat, kalau tidak tutup trotoar, kami kasih. Itu yang saya katakan, bagi saya PKL itu tulang punggung ekonomi kerakyatan. Tapi bukan berarti kamu merugikan warga banyak," ujar Basuki, di Balaikota, Senin (29/6).
Dikatakan Basuki, dalam mengambil keputusan untuk penertiban PKL, ia selalu melihat manfaat dan mudaratnya. Jika keberadaan PKL lebih banyak manfaatnya hanya akan ditata, sehingga tidak mengganggu fasilitas umum. "Selalu keputusan ada manfaat mudarat, kita mau manfaat lebih banyak," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menambahkan, jika PKL tidak menutup fasilitas umum secara keseluruhan, maka masih akan ditoleransi. Namun, jika semua lahan digunakan, maka akan langsung ditertibkan. "Kamu sudah nutupin jalan seenak mungkin, kamu untung orang-orang rugi. Tapi kalau kamu masih bisa diatur dan tidak nutup jalan, berarti kamu baik," katanya.
Basuki juga mengingatkan kepada pedagang untuk tidak menjual makanan yang dicampur dengan bahan berbahaya. Karena hal itu juga merugikan pembeli. Terlebih jika dimakan secara terus menerus bisa mengakibatkan kanker. "Kalau jual makanan berbahaya, ya kamu jahat. Membuat orang kanker, kerupuk dikasih zat pewarna, cendol warna tekstil itu kan gila temuan kayak gitu," ucapnya.
Basuki ingin, meski berjualan di pinggir jalan namun tetap harus mengutamakan kesehatan. "Kita tidak mau toleransi. Kita ingin warga Jakarta itu keamanan pangan, ini harus ada," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.