Langsung ke konten utama

Soal UN Online, Djarot: Kalau Belum Siap Jangan Dipaksakan

PRJ Akan Digelar di Senayan
Sumber: beritajakarta.com
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat mengaku tidak mempermasalahkan penerapan sistem Ujian Nasional (UN)  berbasis Computer Based Test (CBT)‎ atau online yang baru bisa diterapkan di 30 sekolah di Jakarta. Menurutnya, sistem ujian tersebut tidak dapat dipaksakan untuk diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah di ibu kota.
Mantan Walikota Blitar ini menyampaikan, sistem pendidikan di ibu kota harus berorientasi kepada mutu dan kualitas. Di mana keberhasilan sekolah tidak melulu dilihat dari seberapa banyak siswa yang lulus ujian."Ya gak apa-apa di 30 sekolah dulu untuk uji coba. Kalau belum siap online ya jangan dipaksakan. Kalau belum siap ya gimana mau diseragamkan. ‎Harus disiapkan betul supaya hasilnya tak menjadi masalah," ujar Djarot di Balaikota DKI, Jumat (27/3).
Sementara saat ini, lanjut Djarot, ‎banyak sekolah di luar daerah yang berlomba-lomba meluluskan para siswa-siswinya hingga 100 persen. Pihak sekolah masih menganggap, semakin banyak muridnya yang lulus, maka akan makin hebat sekolah tempatnya mengajar.
"‎Padahal belum tentu semakin banyak yang lulus semakin hebat. Itu karena orientasinya lebih pada kuantitas," katanya.
Menurut Djarot, pihak sekolah alangkah baiknya menilai muridnya secara objektif dan memberikan pemahaman bukan hanya ilmu pelajaran semata, tetapi juga budi pekerti.
"Ujian seakan-akan jadi mengerikan, dijaga polisi dan sebagainya dan membuat murid takut. Padahal ujian itu satu hal yang biasa," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Bahagianya Peserta Itsbat dan Nikah Massal

Suasana suka cita dan haru menyelimuti pasangan-pasangan yang menjadi peserta itsbat dan nikah massal yang difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ya, bertepatan dengan malam Tahun Baru, sebanyak 574 pasangan mengikuti itsbat dan nikah massal di Park and Ride Thamrin 10, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Perasaan bahagia di antaranya diungkapkan oleh pasangan termuda Jimmy (19) dan Rizka (19) yang telah resmi menjadi suami istri. Jimmy yang tercacat sebagai warga Cikini, Jakarta Pusat mengatakan, dirinya sangat terkesan dan beterima kasih kepada Pemprov DKI yang telah memfasilitasi nikah massal tanpa dipungut biaya alias gratis. "Keluarga dan teman-teman juga ikut hadir, saya sangat berbahagia sekali," ujarnya, Senin (31/12) malam. Sementara Rizka, istri Jimmy menuturkan, berbagai keperluan, termasuk mahar telah disiapkan oleh Pemprov DKI. "Alhamdulillah, pernikahan kami disaksikan langsung oleh Pak Gubernur dan keluarga," ungkapnya. Ke