Langsung ke konten utama

160 Lapak PKL di Jembatan Lima Ditertibkan

Pemprov DKI Mulai Susun APBD 2016
Sumber: beritajakarta.com
Sebanyak 160 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Stasiun Angke, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat ditertibkan, Selasa (31/3). Penertiban dilakukan lantaran lapak PKL tersebut berdiri di atas pedestrian dan taman.
Camat Tambora, Mursidin mengatakan, PKL di lokasi tersebut telah berulang kali ditertibkan, namun masih tetap membandel. Sebanyak 50 petugas gabungan dari Satpol PP dan TNI/Polri dikerahkan dalam penertiban tersebut.
“Penertiban kami lakukan karena mereka (PKL) berjualan di pedestrian dan jalur hijau,” ujar Mursidin, Selasa (31/3).
Maksum (49), pedagang yang lapaknya ditertibkan mengakui dirinya berdagang di tempat yang dilarang.
“Memang seminggu lalu sudah ada surat dari pihak kelurahan untuk segera mengosongkan lapak. Tapi, kami tetap nekat berjualan karena binggung mau pindah kemana,” katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.