Langsung ke konten utama

Pembuat Es Balok Berbahan Kimia Diamankan Polisi

Pengedar Es Balok Berbahan Kimia Ditangkap
Sumber: beritajakarta.com
Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap kasus peredaran es balok menggunakan bahan kimia berbahaya. Es yang seharusnya untuk industri, didistribusikan untuk konsumsi warga sehingga rawan menimbulkan penyakit.
"Kasus ini berawal dari kecurigaan petugas pada es batu yang dijual oleh warung di daerah Setiabudi. Lalu kita telusuri pendistribusiannya," ungkap Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, Kamis (26/3).
Menurut Wahyu, dari hasil penelusuran didapatilah pabrik pembuat yaitu PT EU yang berada di kawasan industri Rawa Gelam, Jakarta Timur. Polisi akhirnya menetapkan DDN (55), pemilik alat angkut dan AL (55) penanggung jawab pabrik sebagai tersangka.
"Didapati yang membuat es balok itu berada di Jakarta Timur. Sumber air untuk membuat es balok itu dari Kali Malang Bekasi," jelasnya.
Dari penggerebekan polisi, ditemukanlah zat-zat kimia terlarang yang digunakan sebagai campuran pembuatan es balok. Zat tersebut antara lain soda api, kaporit, tawas, ANP, dan Anti Foam. Polisi juga mengamankan 3 unit truk sebagai alat angkut, 116 balok es yang sudah disisihkan, 3 alat cetak batu es, amoniak, bahan-bahan kimia, dan buku mutasi.
"Ini jelas zat berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Karena sebenarnya es balok tersebut untuk industri, seperti mendinginkan mesin," ungkapnya.
Dari hasil penelitian laboratorium es balok yang diproduksi oleh PT EU mengandung bakteri e-Coli dengan nilai 70. Padahal, yang masih layak untu dikonsumsi hanya 3. "Paling tidak bisa menyebabkan diare. Tapi, kalau terlalu banyak bisa menyebabkan kanker," tukasnya.
Atas perbuatannya, pelaku akan dijerat pasal 94 dan pasal 45 ayat 3 UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air dengan ancaman 3 tahun penjara denda Rp 500 juta. Pasal 62 UU No 8/1999 tentang perlindungan konsumen ancaman 5 tahun penjara dan denda Rp 2 miliar, serta pasal 135 dan 140 UU No 18/2012 tentang pangan ancaman 2 tahun penjara dan denda maksimal Rp 4 miliar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.