Langsung ke konten utama

Dana KJP Bisa Digunakan Sejak 20 Mei

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Arie Budhiman mengungkapkan, sejak 20 Mei lalu, 489.150 siswa pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) telah bisa menggunakan dananya. Namun tahun ini dibatasi penggunaannya dengan transaksi non tunai atau debit. 
Sumber: Beritajakarta.com
"KJP bisa dipakai sejak 20, hanya sistem pembelanjaannya memang harus kita sosialisasi terus menerus," kata Arie, Jumat (31/7).
‎Menurut Arie, untuk siswa SD setiap dua minggu uang yang bisa diambil hanya sebesar RP 50 ribu. Kemudian untuk siswa SMP, SMA, dan SMK tarik tunai bisa dilakukan setiap minggu sebesar Rp 50 ribu.
"Transaksi lebih kepada non tunai. Karena dari evaluasi pelaksanaan KJP dua tahun terakhir ditemukan banyak kasus, bahwa dana tersebut dimanfaatkan bukan untuk pendidikan. Tapi hal-hal yang bersifat konsumtif. Begitu dicairkan diambil semua, jadi tidak tepat sasaran," jelas Arie.
Hingga saat ini, Arie mengaku masih melakukan sosialisasi perihal penggunaan dana KJP bersama Bank DKI kepada siswa, pihak sekolah dan wali murid.
Dikatakan Arie, dengan diterapkannya sistem ini, dana KJP diharapkan dapat seperti tabungan yang mana sisa dana tersebut nantinya bisa digunakan tunai pada akhir tahun. Terlebih, saat tahun ajaran baru sekolah, dana KJP kembali akan diberikan kepada pelajar pemegang kartu tersebut.
"Pak Gubernur mau anak-anak sekolah kita ini punya sisa tabungan dari KJP," tutur Arie.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.