Langsung ke konten utama

Disdik Kaji Sekolah Unggulan Bagi Siswa Kurang Mampu

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta akan membuat kajian tentang program sekolah unggulan bagi peserta didik tidak mampu. Program tersebut digagas berdasarkan aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta.


" Ada aspirasi masyarakat melalui dewan agar Disdik memprogramkan sekolah unggulan bagi orang-orang yang tidak mampu"
"Ada aspirasi masyarakat melalui dewan agar Disdik memprogramkan sekolah unggulan bagi orang-orang yang tidak mampu," kata Sopan Adrianto, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rabu (30/3).
Sopan menjelaskan, kajian perlu dibuat untuk mengetahui seberapa jauh relevansi program ini dengan keinginan masyarakat. Hasil dari kajian itu nantinya akan dibicarakan lebih lanjut bersama dengan DPRD DKI Jakarta.
"Kami coba menanggapi itu dengan membuat kajian. Kalau memang ternyata pak Gubernur juga menyetujui itu, tentunya ke depan, tahun-tahun yang akan datang kita akan relisasikan keinginan itu," ujarnya.
Ia mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sendiri telah menyediakan bantuan pendidikan dengan kuota 30 persen bagi anak-anak berprestasi dari keluarga kurang mampu di SMAN Unggulan MH Thamrin (SMANU MHT), Bambu Wulung, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Namun, kuota 30 persen atau setara dengan 36 siswa tersebut sampai saat ini belum memenuhi kuota.
"Yang sudah diterima baru 22 siswa," ungkapnya.
Menurut Sopan, kuota 30 persen dinilai anggota dewan masih belum cukup untuk mengakomodir peserta didik tidak mampu. Mereka menginginkan Dewan SMANU MHT bisa memenuhi kuot 100 persen.
"Kami tetap akan menindaklanjuti dengan memperhatikan hasil kajian," tandasnya.

Komentar

  1. kenyataan di SMANU MHT siswa dr KJP memang jauh dg siswa dr UMUM (DKI/ non DKI). yg diterima dr KJP masih kalah dg. rank 500 dr UMUM. Ibarat pemain Persib belajar satu kelas dg. pemain MU.
    Apabila memang pintar tdk masalah, ttp kalau dipaksakan dg. passing grade rendah dimasukkan MHT kasihan buat semua siswa & tentu saja berat bagi pengajar.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Bahagianya Peserta Itsbat dan Nikah Massal

Suasana suka cita dan haru menyelimuti pasangan-pasangan yang menjadi peserta itsbat dan nikah massal yang difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ya, bertepatan dengan malam Tahun Baru, sebanyak 574 pasangan mengikuti itsbat dan nikah massal di Park and Ride Thamrin 10, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Perasaan bahagia di antaranya diungkapkan oleh pasangan termuda Jimmy (19) dan Rizka (19) yang telah resmi menjadi suami istri. Jimmy yang tercacat sebagai warga Cikini, Jakarta Pusat mengatakan, dirinya sangat terkesan dan beterima kasih kepada Pemprov DKI yang telah memfasilitasi nikah massal tanpa dipungut biaya alias gratis. "Keluarga dan teman-teman juga ikut hadir, saya sangat berbahagia sekali," ujarnya, Senin (31/12) malam. Sementara Rizka, istri Jimmy menuturkan, berbagai keperluan, termasuk mahar telah disiapkan oleh Pemprov DKI. "Alhamdulillah, pernikahan kami disaksikan langsung oleh Pak Gubernur dan keluarga," ungkapnya. Ke