Langsung ke konten utama

Nelayan Keluhkan Kapal Cumi dan Jaring Layang

Para nelayan di Kepulauan Seribu mengeluhkan kapal cumi dan kapal jaring layang dan sejenisnya yang beroperasi tanpa mengindahkan zona wilayah. Sebab, akibat beroperasinya kapal tersebut, karang, rumpon laut dan bubu milik warga di perairan sekitar menjadi rusak.


" Kita minta pemerintah patroli lebih intensif . Yang melanggar berkali-kali ditangkap"
"Di perairan belakang Pulau Pramuka dan Pulau Pari masih ada sekitar 10-15 Kapal Payang Malam dan Kapal Cumi yang beroperasi. Kami jadi kolaps, ikannya habis dicuri mereka. Kami khawatir rumpon kami ikut terbawa mereka," kata Sahrullah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Kepulauan Seribu, Senin (28/3).
Menurutnya, warga tidak melarang nelayan dari luar pulau mencari ikan di perairan ini. Namun dengan catatan, mereka harus mencari ikan jauh dari pulau agar tidak merusak karang dan rumpon para nelayan sekitar.
"Kita minta pemerintah patroli lebih intensif. Yang melanggar berkali-kali ditangkap. Karena mereka sudah terlalu rapat dengan pulau kami, hanya sekitar 100-200 meter. Itu tempat rumpon kami," terangnya.
Perlu diketahui, cara menangkap ikan para nelayan Kepulauan Seribu yang sebelumnya menyelam dan menginjak karang telah dilarang. Mereka beralih menangkap ikan dengan menggunakan pancing dan menanam rumpon. Belakangan kapal-kapal cumi dan jaring trawl mengambil dan merusak rumpon milik warga, sehingga ikan yang ada dirumpon dan bubu tertarik semua ke dalam jaring Kapal Cumi tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.