Langsung ke konten utama

Sejumlah Operator Transjakarta Belum Pasang GPS

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui ada sejumlah operator bus Transjakarta yang enggan memasang global positioning system (GPS). Padahal dirinya telah menginstruksikan semua bus terpasang GPS.


" Ada beberapa operator yang enggak mau pasang GPS"
"Ada beberapa operator yang enggak mau pasang GPS," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/1).
Menurut Basuki, tanpa GPS, pihaknya tidak bisa mengontrol operasional Transjakarta dilapangan. Apakah dalam mengemudi sopir memperhatikan aspek kenyamanan penumpang tidak bisa terpantau.
"Kalau mereka nggak pasang GPS kami enggak bisa kontrol kecepatannya. Kalau ada GPS saya bisa tahu kalau melebih kecepatan makanya sistem seperti itu yang saya marah bertahun tahun dibiarin," ujar Basuki.
Basuki menambahkan, beberapa operator juga tidak mau memperbaiki kontrak kerjasama. Karena PT Transjakarta belum memiliki bus yang cukup, operator merasa berkuasa. "Kami minta perbaiki kontrak mereka nggak mau, alasannya kamu kan nggak punya bus takut kan sama dia kan," ucapnya.
Oleh karena itu, Basuki terus meminta kepada PT Transjakarta untuk menambah bus. Hal itu juga sebagai strategi agar bisa menguasi seluruh operator yang ada dan mau memberikan layanan sesuai harapan. 
"Makanya saya menempuh satu kebijakan, saya enggak mau ngalah. Kalau ribut, ribut saja sudah tapi kedepannya lebih baik," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.