Langsung ke konten utama

Jakbar Gencar Sosialisasi Bahaya HIV/AIDS

Sudin Kesehatan Jakbar Ajak Warga Kenali Lebih Dekat HIV/AIDS
Sumber: beritajakarta.com
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, gencar menggelar sosialisasi tentang bahaya dan penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
 Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Dewi Satiasari mengatakan, dengan sosialisasi ini diharapkan masyarakat mengetahui gejala dan cara penularan virus HIV/AIDS, sehingga bisa menghindari perilaku negatif seperti penyalahgunaan narkoba dan seks bebas.
"Minimal masyarakat tahu gejala dan bagaimana cara penularan virus HIV, misalnya pemakaian jarum suntik secara bergantian serta rasio aktivitas seks dengan adanya infeksi genital yang dapat mengakibatkan luka atau lecet," kata Dewi, Jumat (30/10).
Dewi menambahkan, penderita HIV tidak bisa dipastikan melalui bentuk fisik sehari-hari. Bahkan, penderita cendrung terlihat sehat.
"Tes VCT (Voluntery Conseling and Testing) adalah satu-satunya cara untuk mendapat kepastian apakah dia seorang penderita atau bukan," jelas Dewi.
Dikatakan Dewi, gejala HIV atau window periode dapat terdeteksi dengan melihat adanya perubahan tubuh pada penderita. Misalnya, klinis I, gejala dapat dilihat dari pembengkakan kelenjar getah bening. Klinis II, gejala dapat dilihat dengan menurunya berat badan sebanyak 10 persen, gatal - gatal, infeksi jamur di kuku dan infeksi saluran nafas secara berulang.
"Lalu terakhir adalah gejala lebih berat dari klinis I, dan II. Rasanya yang terakhir itu yang paling mengkhawatirkan. Untuk mengobati rasa sakit biasanya diberikan anti retriviral," tandas Dewi.
Berdasarkan catatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Barat, selama periode Januari-Juni 2015 terdeteksi sebanyak 378 warga Jakarta Barat mengidap penyakit HIV/AIDS. Penderita terbanyak umumnya tinggal di kawasan padat penduduk seperti Kecamatan Tambora, Tamansari dan Cengkareng.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.