Langsung ke konten utama

Menteri PUPR: Gedung Pemerintah Setop Pakai Air Tanah

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan permukaan tanah di Jakarta turun 10-12 sentimeter (Cm) setiap tahun. Bahkan, dia memperkirakan 15 tahun mendatang, tidak ada lagi air yang mengalir di sungai Jakarta. 
Sumber: Beritajakarta.com
Menurut Basuki, solusi agar tanah di Jakarta tidak terus mengalami penurunan adalah dengan menyetop pengambilan air tanah dalam. Sedangkan pengambilan air tanah dangkal tidak terlalu berpengaruh terhadap ‎penurunan muka tanah, sehingga tidak perlu dilarang.
"Agar permukaan tanah di Jakarta tidak semakin turun, gedung-gedung pemerintahan harus berhenti mengambil air tanah," ujar Basuki Hadimuljono, saat penutupan Roundtable Meeting on Land Subsidence atau Diskusi Meja Bundar Internasional yang berlangsung di Ruang Pola Balaikota, Selasa (26/5) sore. "Perda juga disiapkan untuk mengatur pengambilan air oleh gedung-gedung pemerintah," sambungnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pihaknya akan melakukan reklamasi untuk mengurangi dampak penurunan muka tanah.
"Pemprov DKI juga bekerja keras memikirkan pengelolaan air. Kami sepakat untuk membuat investasi besar dalam pengelolaan air," kata pria yang beken disapa Ahok itu.
Diskusi ini dihadiri oleh ahli‎ dari luar negeri, antara lain dari Amerika Serikat, Thailand, Belanda, dan Italia. Sedangkan ahli dari Indonesia, antara lain Profesor Widjojo Prakoso dari UI, Abdurrachman Assegaf dari Trisakti, Profesor Hasanuddin Z Abidin, Lambok Hutasoit, dan Masyhur Irsyam dari ITB, dan Muhammad Warid dari Badan Geologi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.