Langsung ke konten utama

Jelang Ramadan, Harga Bahan Pokok Stabil

Mendekati bulan Ramadan 1436 Hijriah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan kebutuhan bahan pangan di ibu kota aman. Harga bahan pokok pun terpantau masih stabil. Masyarakat diimbau tidak perlu khawatir akan terjadi kelangkaan yang mengakibatkan sulitnya memperoleh sembako di pasaran.
Hanya ada satu komoditas yang mengalami kenaikan cukup tinggi yakni bawang merah. Sebab di daerah produsen Jawa Tengah, banyak lahan pertanian yang terendam banjir. Sehingga pasokan ke Jakarta berkurang. Saat ini, harga bawang merah antara Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram (kg). Sebelumnya, harga bawang merah hanya Rp 20 ribu sampai dengan Rp 25 ribu per kg.Kepala Sub Bagian Ketahanan Pangan, Biro Perekonomian DKI Jakarta, Marlina Widya Dewi, mengatakan, hingga saat ini harga beberapa komoditi pangan masih stabil. Meski ada kenaikan, tapi tidak signifikan. Sebab, pihaknya terus menjaga stok sehingga bisa mengendalikan harga. "Harga masih stabil, tidak ada lonjakan yang berarti," kata Dewi, di Balaikota, Kamis (28/5).
Dikatakan Dewi, pihaknya terus memantau harga kebutuhan bahan pokok setiap tiga hari sekali di 11 pasar yang ada di Jakarta. Sementara untuk harga beras tidak ada kenaikan beberapa hari terakhir ini. Sedangkan untuk beberapa komoditas pangan lainnya hanya mengalami kenaikan tidak lebih dari lima persen.
Dia menyebutkan untuk stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur tersedia sebanyak 44.737 ton. Kebutuhan beras setiap harinya hanya sebanyak 300 ton. Saat puasa, permintaan untuk beras tidak ada kenaikan. Terlebih, dua pekan jelang lebaran banyak warga Jakarta yang mudik.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan permintaan diantaranya yakni tepung, telur, daging sapi, ayam, dan cabai. "Kenaikannya tidak banyak, hanya sekitar 10 persen. Untuk tepung dan telur meningkat karena bahan untuk membuat kue," ujarnya.
Sumber: beritajakarta.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.