Langsung ke konten utama

Syarat Perpanjang SLF Ditambah

Untuk memperbaiki trotoar di Ibukota, sejumlah pemilik gedung yang akan mengurus Sertifikat Layak Fungsi (SLF) diwajibkan memperbaiki trotoar yang ada disekitar gedungnya.


"Sekarang kalau ada yang ajuin SLF, selain ada fasos fasum, ada tambahan dia harus menyumbang untuk membuat trotoar dan ducting"
"Sekarang kalau ada yang ajuin SLF, selain ada fasos fasum, ada tambahan dia harus menyumbang untuk membuat trotoar dan ducting," kata Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/8).
Jika pemiliki gedung menyetujui, maka akan dikeluarkan SLF yang berlaku selama enam bulan. Selama itu, pemilik gedung juga bisa memperbaiki trotoar itu. Namun jika tidak dikerjakan, maka SLF tidak akan dikeluarkan kembali.
"Kami kasih SLF sampai enam bulan. Sampai dia kerjakan, kalau nggak dikerjakan kami nggak mau kasih lagi (perpanjangan)," tandasnya.
Kebijakan ini diambil, karena kondisi trotoar yang ada di Jakarta tidak terurus. Setidaknya ada seluas 2.600 kilometer trotoar di Jakarta dalam kondisi rusak. Untuk memperbaikinya Pemprov DKI Jakarta membutuhkan waktu yang lama dan biaya cukup mahal.
Untuk itu, Basuki akan meminta bantuan dari pihak swasta untuk berpartisipasi. Sehingga perbaikan trotoar bisa segera selesai. Selain itu trotoar juga harus dilengkapi dengan ducting agar memudahkan untuk pemasangan utilitas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.