Langsung ke konten utama

SMKN 27 Jakarta Luncurkan Produk Karya Siswa


Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 27 Jakarta meluncurkan produk-produk hasil karya siswa yang mengikuti program Technopark Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di halaman SMKN 27, Jalan Doktor Sutomo, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kepala SMKN 27, Erni Mawarni mengatakan, sekolahnya merupakan salah satu dari delapan sekolah di Jakarta yang ditunjuk untuk mengikuti program Technopark. Dalam peluncuran ini, bukan hanya sekadar memamerkan produk hasil karya dari peserta didik, tetapi juga memasarkannya.

"Ada 55 stan di acara ini diikuti oleh siswa dari jurusan kecantikan, perhotelan, usaha perjalanan wisata, tata boga dan tata busana. Tapi kalau booth yang kami unggulkan itu ada tiga yaitu tata boga, tata busana, dan usaha perjalanan wisata," ujarnya, Jumat (30/11).

Technopark merupakan program dari Kemendikbud RI bagian dari program revitalisasi SMK. Tujuannya membuat jaringan permanen antara sekolah, perguruan tinggi, pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat. Tujuh sekolah lainnya yang mengikuti program ini yakni SMKN 4, SMKN 26, SMKN 29, SMKN 36, SMKN 57, SMKN 58, dan SMKS Cikini

"Technopark mencoba menggabungkan ide dan inovasi dari dunia akademik dan kemampuan finansial dari dunia bisnis," ucapnya.

Salah satu siswi yang ikut dalam kegiatan tersebut yakni Diana. Siswi kelas XI jurusan Tata Boga SMKN 27 ini bersama Nurul temannya menjual makanan ringan berupa keripik. Harga yang dijual untuk produknya mulai Rp 7.500-12.000 per bungkus.

"Menurut kita, acara ini sangat positif. Karena setiap murid jadi bisa mengeluarkan kreativitasnya sendiri dan bisa berwirausaha," tuturnya.

Lain halnya dengan Marisa, siswi kelas XI jurusan Tata Busana. Ia menjual pakaian khusus remaja putri dengan bahan-bahan kain recycle. "Kita membuat produk up-cycle fesyen. Jadi kita pakai barang-barang reject yang ada di market atau yang udah ketinggalan model tapi bahannya masih bagus," tandasnya.

Artikel ini tayang di - Beritajakarta.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.