Langsung ke konten utama

Basuki: PKL itu Dibina, Bukan Dihajar Sembarangan

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan sejumlah penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang dilakukan di tingkat kota. Menurutnya, para wali kota tidak melakukan analisa dampak PKL terhadap kemacetan lalu lintas.


" PKL itu dibina, bukan dihajar sembarangan. Contohnya di Jakarta Pusat, itu wali kota main sikat saja pedagang mie di Jalan Theresia, padahal toh tidak ganggu lalu lintas"
"PKL itu dibina, bukan dihajar sembarangan. Contohnya di Jakarta Pusat, itu wali kota main sikat saja pedagang mie di Jalan Theresia, padahal toh tidak ganggu lalu lintas," ujarnya saat Rapat Pimpinan di Balai Kota DKI, Senin (29/2).
Basuki mengatakan, seharusnya aparat jangan langsung ambil gerobak PKL. Mereka harus diarahkan ke jalan yang dinilai sepi lalu lintas. Ia menilai, lahan tersebut lebih baik digunakan PKL dibanding untuk parkir liar oleh preman.
Ia menyarankan, sistem retribusi autodebet dari Bank DKI akan memudahkan sistem pendataan PKL. Dengan begitu, pendataan PKL bisa terus dilakukan. Mereka juga dapat diberikan bantuan kredit.
"Kita sudah kucurkan dana sampai Rp 1 triliun untuk kredit usaha mikro kecil menengan (UMKM). Sekarang hanya 2000-an saja yang dapat, selebihnya tidak ada karena datanya tidak ada, padahal itu bisa untuk mereka kembangkan usaha," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.