Langsung ke konten utama

Marak PKL, Omzet Pedagang Pasar Rawasari Merosot

Puluhan pedagang pakaian di Pasar Rawasari, Cenpaka Putih, Jakarta Pusat, mengeluhkan maraknya pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar dagangan di depan pasar.
Sebab maraknya PKL di luar area pasar itu mengakibatkan omzet pedagang resmi merosot. Hal ini lantaran konsumen memilih berbelanja kepada PKL karena mereka menjual dagangannya lebih murah.
"Jenis dagangan yang dijual sama, tapi PKL bisa menjual lebih murah karena tidak perlu membayar sewa kios pasar. Jelas keberadaan PKL itu membuat omzet kami turun," kata Effendi (49), salah satu pedagang Pasar Rawasari, Selasa (24/2).
Effendi yang mewakili 20 pedagang lain di Pasar Rawasari mengimbau agar instansi terkait segera menertibkan PKL yang berjualan di depan pasar. Ia juga khawatir jika dibiarkan jumlah PKL yang berjualan akan bertambah banyak.
Kepala Pasar Rawasari dan Jatirawasari, Tagor Sidabutar mengatakan, keberadaan PKL di sekitar pasar sudah beberapa kali dilaporkannya ke Pemkot Administrasi Jakarta Pusat untuk ditertibkan. Namun hingga kini belum ditindak lanjuti.
"Pedagang sudah sering mengelu, tapi kami tidak mempunyai kewenangan menertibkan PKL di luar pasar," ujar Tagor.
Menurut Tagor, di Pasar Rawasari sebenarnya ada sekitar 50 kios kosong. "Kami sedang mempertimbangkan agar PKL itu masuk ke dalam pasar dengan tidak membayar sewa selama satu bulan," terangnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Trotoar di Gambir Marak Parkir Liar

Sumber: beritajakarta.com Trotoar yang baru saja diperbaiki, di Jalan Balikpapan dan Jalan Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat dipenuhi mobil yang parkir sembarangan. Hal ini jelas menggangu fungsi trotoar untuk penjalan kaki.