Langsung ke konten utama

Djarot Jadikan Jakarta Sebagai Kota Industri Kreatif

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat berencana menjadikan Jakarta sebagai kota industri kreatif. Ke depan, semua industri besar akan digeser ke Banten agar industri kreatif yang ada di ibu kota bisa lebih berkembang.
Pengembangan industri kreatif ini dipilih lantaran, Jakarta tidak lagi memiliki lahan pertanian yang luas untuk dikembangkan. Mulai saat ini, pihaknya akan mencari jenis industri kreatif yang mampu bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tujuan lainnya adalah persiapan Jakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang. Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta pun diminta untuk membuat road map terhadap rencana ini. Dengan demikian, bisa diketahui industri kreatif apa yang bisa dikembangkan."Ke depan industri berat di Jakarta itu akan kita geser ke Banten. Jadi, di Jakarta nanti lebih kepada industri kreatif. Menumbuhkan usaha kecil dan menengah, dan ini yang perlu kita petakan industri kreatif apa yang nantinya betul betul mampu ditonjolkan di Jakarta," kata Djarot, di Balaikota, Rabu (25/2).
"Kadin akan bikin road map nya. Saya minta jangan terlalu panjang dan jauh. Sampai 2018 saja itu apa yang fokus dan detail," ujarnya.
Diakui Djarot, pihaknya pun tetap menjalin kerja sama dengan daerah sekitar, khususnya Banten. Karena beberapa industri besar akan dipindahkan ke Banten. Rencana itu pun telah mendapat persetujuan dari pemerintah daerah setempat. "Kalau saya ketemu sama Pak Rano (Plt Gubernur Banten) beliau seneng banget," ucapnya.
Menurut Djarot, Banten sengaja dipilih untuk relokasi industri besar lantaran lokasinya yang cocok. Hal itu juga mendukung tidak adanya alih fungsi lahan hijau menjadi pabrik. Karena daerah Jawa Barat lainnya yang berada di sekitar Jakarta, masih diperlukan untuk penghijauan.
"Jangan sampai alih fungsi lahan subur berubah jadi pusat industri. Sekarang sudah banyak. Kawasan industri itu harusnya diletakkan di kawasan yang relatif tidak begitu subur. Termasuk juga ini akan mendorong ekonomi masyarakat Banten dan dia bisa jadi urban band," ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Trotoar di Gambir Marak Parkir Liar

Sumber: beritajakarta.com Trotoar yang baru saja diperbaiki, di Jalan Balikpapan dan Jalan Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat dipenuhi mobil yang parkir sembarangan. Hal ini jelas menggangu fungsi trotoar untuk penjalan kaki.