Langsung ke konten utama

Ini Kata Basuki Tentang Rusunawa

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meminta warga turut serta menjaga kebersihan serta seluruh fasilitas yang tersedia di areal rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Ia menegaskan rusun bisa dinikmati warga tidak mampu seumur hidup, asalkan menaati aturan yang berlaku. Namun, jika perekenomian penghuninya membaik, ia meminta segera meninggalkan rusun tersebut.

Basuki pun meminta kepada penghuni rusunawa untuk tidak memperjualbelikan unit yang ada. Jika di kemudian hari memiliki perekonomian yang mapan, penghuni diminta mengembalikan unit rusun kepada pengelola."Tidak semua orang di Jakarta memiliki nasib yang beruntung. Kalau nasib tidak baik-baik silakan tinggal sampai cicit pun nggak apa-apa, asal tolong dijaga kebersihannya,“ ujarnya saat meresmikan Rusunawa Tambora, Jakarta Barat, Selasa (24/2). 
“Tolong dikembalikan (kamar rusun) pada kami, untuk dipinjamkan lagi ke orang yang belum beruntung. Jadi, unitnya tidak boleh diperjualbelikan," tegasnya.
Menurutnya, Pemprov DKI akan bertindak tegas kepada warga yang menjual maupun menyewakan unit rusun yang disubsidi oleh pemerintah ini.
"Yang paling penting untuk para penghuni, saya tidak pernah main-main untuk penjarakan siapapun yang menyewakan atau menjual unit kami," ucapnya.
Ia menambahkan, Rusunawa Tambora yang dibangun oleh Pemprov DKI saat ini sudah dapat dihuni oleh penghuni lama. Rusunawa Tambora akan menjadi standar rumah layak huni di Jakarta yang akan datang.
"Rusun ini (Tambora) akan jadi standar kita yang akan datang. Semua standar (ukuran) 30. Kami sedang berusaha bangun 50.000 unit rusun tahun ini, karena kami sadar di Jakarta tidak semua orang nasibnya baik," tambahnya.
Sekadar diketahui, Pemprov DKI resmi mengoperasikan empat rusun yang baru selesai direhab yakni Tambora, Jatinegara Kaum, Pulogebang dan Cipinang Besar Selatan.
Rusun Tambora terdiri dari tiga tower setinggi 16 lantai dengan jumlah 549 unit sudah termasuk 4 blok exciting; Rusun Jatinegara Kaum Jakarta Timur terdiri dari 2 blok dengan 6 lantai dan memiliki 160 unit; Rusun Pulogebang Jakarta Timur sebanyak 2 blok, 6 lantai, 160 unit; Rusun Cipinang Besar Selatan (Cibesel) Jakarta Timur sebanyak 2 blok, 6 lantai, 200 unit.
Keempat rusun tersebut dibangun oleh pengembang yang berbeda. Pemprov DKI memberikan harga sewa unit Rusunawa Tambora rata-rata Rp 458 ribu per bulan. Harga tersebut sudah termasuk biaya pemeliharaan lift dan taman rusun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Trotoar di Gambir Marak Parkir Liar

Sumber: beritajakarta.com Trotoar yang baru saja diperbaiki, di Jalan Balikpapan dan Jalan Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat dipenuhi mobil yang parkir sembarangan. Hal ini jelas menggangu fungsi trotoar untuk penjalan kaki.