Langsung ke konten utama

Bank DKI Sudah Distribusikan 3.056 Kartu Pekerja


Hingga kini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bank DKI terhitung telah mendistribusikan 3.056 Kartu Pekerja di lima wilayah kota DKI Jakarta.

“Kartu Pekerja merupakan komitmen Bank DKI untuk memberi berbagai kemudahan bagi buruh di Jakarta," ujar Priagung Suprapto, Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Senin (31/12).

Ia menjelaskan, Kartu Pekerja merupakan kartu multi fungsi yang dapat digunakan sebagai kartu ATM maupun Jakcard Bank DKI. Melalui kartu tersebut, warga bisa mendapatkan banyak manfaat.

Antara lain, gratis menaiki bus Transjakarta di 13 koridor dengan fungsi Jakcard Bank DKI, menerima pangan bersubsidi berupa beras, daging sapi, ayam, ikan, dan telur dengan fungsi Debit ATM Bank DKI.

Kemudian menjadi anggota Jakgrosir dan mendapatkan fasilitas belanja produk kebutuhan sehari-hari dengan harga murah melalui fungsi Debit ATM Bank DKI.

Menurut Priagung, untuk bisa mendapat kartu ini, pemohon harus memenuhi sejumlah persyaratan. Di antaranya warga DKI Jakarta yang berpenghasilan maksimal setara dengan UMP hingga 10 persen di atas UMP, melengkapi fotokopi KTP, KK, NPWP, slip gaji dan surat keterangan dari Perusahaan.

Kemudian melakukan pendaftaran melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Suku Dinas Nakertrans dan Tim Kerja. Pemohon Kartu Pekerja ini juga diwajibkan membuka rekening Bank DKI dengan minimal deposit Rp 50.000.

"Bank DKI akan mencetak kartu bagi pemohon yang dinyatakan lolos verifikasi," jelas Priagung.

Ia menambahkan, sejauh ini, 3.056 Kartu Pekerja telah distribusikan di pasar-pasar milik Perumda Pasar Jaya, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), Rusun, Meat Shop PD Dharma Jaya dan Koperasi Serikat Pekerja yang ditetapkan Tim Kerja.

"Pendistribusian Kartu Pekerja dilakukan bersama Disnakertrans DKI Jakarta," tandasnya.



Artikel ini tayang di - Beritajakarta.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.