Langsung ke konten utama

540 Siswa SMA Ikuti Peningkatan Kompetensi Saka Taruna Bumi


Kegiatan Pembinaan Peningkatan Kompetensi Saka Taruna Bumi terus digencarkan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta di lima wilayah kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Hingga kini, tercatat sudah 540 siswa telah mengikuti kegiatan tersebut.

Kepala Seksi Pertanian Perkotaan Dinas KPKP DKI Jakarta, Taufik Yulianto mengatakan, kegiatan yang diikuti anggota pramuka tingkat SMA sederajat ini dimulai di Jakarta Utara, Jakarta Timur, Kepulauan Seribu, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan terakhir Jakarta Barat.

"Setiap lokasi diikuti 90 peserta. Bila ditotal, jumlahnya sudah 540 peserta yang telah mengikuti kegiatan ini," ujarnya, Selasa (30/10).

Dalam setiap kegiatan, sambung Taufik, para peserta tidak hanya dibekali materi atau ilmu tentang kepramukaan. Namun juga cara budidaya tanaman dan budidaya hewan ternak seperti kelinci dan ikan cupang.

"Semoga apa yang telah kita lakukan bermanfaat bagi generasi muda melalui pendidikan non formal gerakan Pramuka Saka Taruna Bumi ini," katanya.

Ia melanjutkan, pada 27 Oktober lalu, kegiatan tersebut di digelar di area Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat dan dihadiri 90 peserta dari 18 Sekolah Adiwiyata setingkat SMA. 

Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Barat, Marsawitri Gumay menambahkan, materi yang diberikan kepada para peserta ini merupakan implementasi Krida Krida yang ada di Gerakan Pramuka Saka Taruna Bumi dengan ditambah dua materi kepramukaan.

Ia berharap, materi yang diberikan dalam kegiatan ini, bisa membuka wawasan dan informasi masing-masing peserta agar ke depannya dapat diprakti kan di kehidupan sehari-hari dengan ikut menanam pohon dan memanfaatkan ruang untuk penghijauan.

"Di akhir kegiatan 20 peserta akan dipilih untuk mengikuti pembinaan lanjutan di tingkat provinsi," tandasnya.



Artikel ini tayang di - Beritajakarta.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.