Langsung ke konten utama

Ratusan Orangtua Vaksin Ulang Balita di Puskesmas Ciracas

Ratusan orangtua balita mendatangi posko vaksin di Puskesmas Ciracas, Jalan Haji Baping, Jakarta Timur, Senin (18/7). Mereka datang untuk vaksin ulang dan juga konsultasi, setelah menjadi korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda dan Klinik Bidan Elly.


"Data balita yang harus divaksin di sini kan ada 197 balita. Jumlah vaksinnya kita lebihkan takutnya ada penambahan "
Dwi Febrianti (28), salah satu orangtua balita, mengaku datang ke posko untuk vaksin ulang anaknya yang berinisial FA (7 bulan). Terlebih ia pada Jumat malam ditelepon petugas Satgas Penanganan Vaksin Palsu dan diminta untuk vaksin ulang pada hari Senin ini.
"Saya ditelepon Satgas Vaksin Palsu Kemenkes pada Jumat malam. Katanya diminta vaksin ulang, ya kita datang ke sini," kata Dwi saat ditemui di Posko Vaksin Palsu Puskesmas Ciracas.
Ia mengaku telah memvaksin anaknya di RS Harapan Bunda pada bulan lalu. Padahal pembayaran vaksin jenis pediacel dilakukan resmi di kasir Rp 600 ribu dan ada kwitansi resmi rumah sakit. Ia heran karena di berita media massa, kebanyakan korban vaksin palsu adalah yang bayarnya tidak melalui kasir, melainkan dokter atau perawat. Namun ternyata yang bayar resmi pun menjadi korban vaksin palsu.
Kepala Puskesmas Ciracas, Winarto mengatakan, untuk memberikan layanan vaksin ulang pihaknya menyiapkan 10 petugas medis yang siaga di lima meja pelayanan. Mereka berasal dari unsur dokter spesialis anak, tenaga gizi, perawat, bidan dan tenaga administrasi
"Data balita yang harus divaksin di sini kan ada 197 balita. Jumlah vaksinnya kita lebihkan takutnya ada penambahan," ucap Winarto.
Menurutnya, yang datang ke posko ini tidak hanya korban vaksin palsu. Namun mereka yang penasaran dan khawatir juga datang untuk konsultasi, apakah perlu vaksin ulang atau tidak.
"Prinsipnya semua yang datang akan dilayani, didata dan diverifikasi. Klarifikasi dilakukan melalui interview dan buku imunisasi balita. Jika diindikasikan terkena vaksin palsu maka akan divaksin ulang," tandasnya.
Mekanismesnya, orangtua dan balitanya datang ke posko. Kemudian melakukan pendaftaran di meja registrasi. Kemudian balita ditimbang, dilakukan pencatatan status imuninasinya. Selanjutnya diskrening atau diperiksa oleh dokter spesialis anak. Dari sini dokter akan merekomendasikan perlu tidaknya seorang balita divaksin ulang atau tidaknya. Vaksin ulang atas persetujuan orangtua dan mereka yang setuju diwajibkan mengisi formulir data orangtua dan balitanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Tipar Cakung Raya Marak PKL

Sumber: beritajakarta.com Pedagang kaki lima (PKL) semakin marak di sepanjang Jalan Tipar Cakung Raya, Sukapura, Jakarta Utara. Lapak-lapak PKL digelar di atas trotoar kiri kanan jalan. Dari pantauan Beritajakarta.com , lapak PKL sangat mengganggu pejalan kaki yang melewati trotoar. Bahkan, ada juga lapak yang berada di bahu jalan. Sehingga sering menghambat arus lalu lintas di jalan tersebut. Terkait hal ini, Lurah Sukapura, Supardi mengatakan, PKL di sisi kanan dan kiri Jalan Tipar Cakung Raya telah ada sejak lama. Ia pun mengaku kesulitan menertibkan PKL, karena banyak yang juga merupakan warga sekitar. "Sulit, PKL‎ di sana itu banyakan warga sini juga," ucapnya, Senin (12/10). Namun Supardi akan segera membawa permasalahan PKL ke rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Kota (Pemkot) AdministrasiJakarta Utara. "Mudah-mudahan dari sana akan ada jawaban dan tindak lanjut yang jelas," tandasnya‎.

Keluarga Pasien Protes, Tarif Parkir RSUD Koja Mahal

Sumber: beritajakarta.com Para pembesuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan sistem tarif parkir yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Menurut mereka, sistem tarif parkir per jam sangat memberatkan. Keluarga dan kerabat pasien mengaku keberatan dengan tingginya tarif parkir yang diterapkan. Apalagi kalau mereka sedang menemani atau menjaga keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut. "Sangat mahal. Ini kan rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. Harusnya tarif parkir tidak semahal ini," keluh Saiman (29), salah satu keluarga pasien, Jumat (2/10). Menurut Saiman, tidak sepatutnya rumah sakit justru membebani dengan biaya tinggi kepada keluarga pasien, terlebih mengenai tarif parkir. Hal senada diungkapkan Harum (30), yang sedang menunggu kerabatnya yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. "Saya sangat keberatan dengan tarif parkir yang mahal," cetusnya. Berdasarkan pantau

Hasil Panen Padi Petani Rorotan Turun 50 Persen

Sumber: beritajakarta.com Cuaca ekstrem yang terjadi di Ibukota beberapa waktu belakangan ini membuat hasil panen padi para petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengalami penurunan.